Menangnya
Pasukan Sekutu atas Jepang dalam Perang Dunia II membawa pasukan Belanda untuk
datang kembali ke kepulauan Hindia Belanda (Republik Indonesia sekarang), bekas
jajahan mereka yang telah menyatakan untuk merdeka. Setelah menyerahnya pasukan
Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara
Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara NICA dari Belanda
yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal
tersebut, TKR pun terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu.
Perang
besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang Palagan Ambarawa melawan
pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai
Desember 1945. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman
terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12
Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan
Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari
tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut
berakhir tanggal 16 Desember 1945.
Setelah
kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia
dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat
Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi
lainnya, tapi karena prestasinya.
Dalam
keadaan sangat lemah karena paru-parunya tinggal sebelah, dia memimpin gerilya
selama 7 bulan menghadapi agresi militer ke-2, berpindah dari hutan ke hutan
dengan ditandu dan tanpa pengobatan sama sekali. Hanya semangat pasukan dan
kepasrahan dirinyalah yang menjaganya tetap tegar. Semangat dan keteguhan Pak
Dirman terus menjadi penggerak perjuangan kala itu.
Pak
Dirman adalah Jenderal pertama dan termuda yang dimiliki Indonesia, salah satu
teladan dan tokoh terbesar yang dilahirkan bangsa. Tokoh yang dikenal sangat
teguh berpegang pada prinsip ini juga sangat tangguh. Foto ini seharusnya terus
menjadi pengingat “dunia Indonesia” akan begitu banyak nilai baik, prinsip dan
keteguhan yang mulai luntur dimana-mana.